Banyak anak Indonesia yang kurang beruntung,mereka harus membantu kedua orangtua untuk mencari nafkah.Banyak yang bermimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi, tapi mereka harus bisa mengelola waktu serta uang bisa mereka dapatkan.Asalkan mau berusaha pasti bisa.
Seperti yang dialami oleh Sinta, dilahirkan dikeluarga yang kurang mampu justru membuatnya menjadi seorang jutawan.Hingga bisa mengejar ilmu hingga ke jenjang universitas.Berawal dari keinginan untuk menambah uang saku, bisnis yang diawalinya dari kecil-kecilan malah membuatnya jadi jutawan.
Semua diawali ketika ia duduk dibangku SMA kelas 2, ia merasa harus membantu kebutuhan keluarganya. Pilihannya ialah bekerja pada pabrik pisang.Sepulang sekolah ia bekerja disana dan selama 6 bulan pertama ia mendapatkan upah yang cukup lumayan untuk membantu keluarganya.Sambil menyelam minum air itulah yang dilakukan oleh Sinta selama bekerja dipabrik pisang tersebut. Sambil bekerja ia juga mendapatkan banyak ilmu dalam hal membuat kripik pisang,mulai dari memilih pisang yang baik,cara mengiris dan menggoreng yang benar sampai memberikan varisai rasa. Sinta yang kuliah di fakultas Ekonomi,Universitas Lampung ini juga mulai memikirkan dan menghitung secara sederhana omzet yang dihasilkan dibidang itu. Lampung memang terkenal dengan berbagai makanan olahan dari pisang seperti kripik pisang. Rasanya yang dulu hanay gurih asin sekarang dikembangkan menjadi lebih bervariasi. Tekadnya yang kuat membuat Sinta mengambil keputusan untuk mencoba berbisnis dibidang ini. Bermodalkan uang sebanyak 3 juta ia memulai usahanya. Tak hanya bahan baku pisang saja yang ia coba olah tapi juga hasil bumi lain seperti singkong, ubi jalar, talas dan sukun.
Awal bisnis yang digeluti tidaklah semudah mimpinya, banyak rintangan yang harus dihadapinya. Rintangan pertama adalah standar kualitas bagi para pengusaha keripik pisang, Sinta pun akhirnya dapat menetapkan standar itu pada produknya. Rintangan kedua ialah masalah pemasaran, Sinta tidak tahu harus memasarkan dimana karena hampir semua tempat di Lampung sudah ada kripik pisang.Untunglah Sinta memiliki dua orang teman yang dapat membantunya dan mengerti akan pekerjaannya. Kedua teman Sinta membantu dalam pengemasan produk dan pemasaran. Awalnya produk Sinta dipasarkan ke sekolah-sekolah dan toko-toko cinderamata yang sering dikunjungi turis.
Makin lama Sinta makin yakin bahwa bisnis adalah pilihan hidupnya.Impian Sinta yang ingin memiliki rumah sendiri meskipun kecil sekarang sudah tercapai dan Sinta juga berhasil mengangkat martabat keluarganya dari kemiskinan.Rupanya jiwa berbisnis Sinta sudah mulai terlihat sejak kelas 6 SD, apakah yang dekerjakannya waktu itu? Sama seperti bisnis yang digelutinya sekarang yaitu Sinta kecil berjualan keripik pisang.Keuletannya dan ketangguhannya juga terlihat saat Sinta berusaha mengembangkan keripik pisangnya.Memang ia beruntung, karena rumah orang tuanya berada ditempat yang strategis.Meski begtiu Sinta masih harus memikirkan cara untuk mengembangkan bisnisnya, melihat hamir semua daerah dilampung sudah ada kripik pisang.Bagaimana Sinta harus menghadapi persaingan ini?
Sinta sadar bahwa ia harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya dengan cara membiarkan calon pembeli untuk mencicipi kripik pisang buatannya sebelum membelinya.Sinta juga berhasil mengembangkan 9 rasa kripik diluar rasa yang standar.Dengan begitu pembeli dapat memilih rasa yang disukainya. Ada rasa stroberi,cokelat,keju, dan jagung.Selain itu, ia juga mempertahankan kripik dari umbi-umbian lain, untuk menarik pembeli yang mungkin saja bosan dengan kripik pisang.
Kerja keras memang modal utama Sinta.Tapi ia tidak ernah lupa berdoa agar usahanya selalu berjalan lancar.Sinta juga sadar bahwa kekayaannya sekarang bukanlah miliknya seutuhnya. Karena itu, ia rajin memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan. Sering kali ia memberikan zakat kepada orangorang yang membutuhkan didaerah-daerah yang sering ia kunjungi untuk mengambil bahan baku.
Baru tiga tahun usahanya berjalan, ia sudah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 13 karyawan. Sebagian dari mereka adalah tetangganya sendiri sama seperti waktu dulu ia bekerja pada tetangganya.Meski telah tumbuh menjadi seorang jutawan muda, Sinta tidak berubah menjadi manusia sombong. ia tetap tampil sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.
sumber : rhenald kasali,2010,"wirausaha muda mandiri",ketika anak sekolahan berbisnis,PT.Gramedia Pustaka,Jakarta
0 Comments:
Post a Comment