Siapa suka cireng?Tentu banyak dari kita menyukainya karena makanan kecil ini banyak kita temui dipedagang gorengan.Makanan yang terbuat dari tepung sagu ini bisa diberi rasa yang bervariasi meski yang biasa kita temui hanyalah dalam rasa original atau rasa dari tepung itu sendiri.Aku sendiripun tidak begitu menyukainya karena dari semua cireng yang pernah aku makan alotnya minta ampun,sejak itu aku agak tidak menyukai cireng.
Tapi siapa sangka, suatu hari Ibuku ditawari cireng dalam bentuk yang masih belum digoreng oleh tetanggaku. Karena merasa tidak enak akhirnya Ibuku membeli sebungkus dengan harga Rp 3.000,- yang berisi 6 buah cireng. Siangnya Ibuku menggoreng cireng tersebut, sebelum digoreng harus digepengkan terlebih dahulu agar tidak terlalu keras setelah digoreng. Satu buah cireng digepengkan dan dipotong menjadi tiga buah cireng yang agak lebar. Pada saat aku mencicipinya aku berpikir, satu buah cireng yang sudah digoreng menurut perkiraanku akan laku bila dijual dengan harga Rp. 300,-. Satu bungkus cireng mentah yang berisi 6 buah berharga Rp 3.000,- yang berarti bahwa satu buah cireng mentah berharga Rp 500,- sedangkan setelah digoreng dari satu buah cireng mentah berharga Rp 500,- menjadi tiga buah cireng yang dihargai Rp 300,- jadi total cireng matang adalah 3x6 yaitu 18 buah. Apabila satu buah cireng matang berharga Rp 300,- maka total semua dari cireng matang adalah 18xRp 300,- yaitu Rp 5.400,-. Dengan modal awal yang kita beli dengan seharga Rp 3.000,- kita mendapatkan hasil Rp 5.400,- yang berarti kita mendapatkan untung Rp 2.400,- tiap satu bungkus cireng mentah. Tentu saja tidak hanya cireng yang dapat kita jual tetapi juga makanan kecil yang lainnya. Selain itu kita juga harus menghitungkan biaya lain yang perlu diperhitungkan seperti minyak, gas , kompor dll.
Apabila kita dapat me-manage-nya mungkin ini bisa menjadi peluang yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Tapi siapa sangka, suatu hari Ibuku ditawari cireng dalam bentuk yang masih belum digoreng oleh tetanggaku. Karena merasa tidak enak akhirnya Ibuku membeli sebungkus dengan harga Rp 3.000,- yang berisi 6 buah cireng. Siangnya Ibuku menggoreng cireng tersebut, sebelum digoreng harus digepengkan terlebih dahulu agar tidak terlalu keras setelah digoreng. Satu buah cireng digepengkan dan dipotong menjadi tiga buah cireng yang agak lebar. Pada saat aku mencicipinya aku berpikir, satu buah cireng yang sudah digoreng menurut perkiraanku akan laku bila dijual dengan harga Rp. 300,-. Satu bungkus cireng mentah yang berisi 6 buah berharga Rp 3.000,- yang berarti bahwa satu buah cireng mentah berharga Rp 500,- sedangkan setelah digoreng dari satu buah cireng mentah berharga Rp 500,- menjadi tiga buah cireng yang dihargai Rp 300,- jadi total cireng matang adalah 3x6 yaitu 18 buah. Apabila satu buah cireng matang berharga Rp 300,- maka total semua dari cireng matang adalah 18xRp 300,- yaitu Rp 5.400,-. Dengan modal awal yang kita beli dengan seharga Rp 3.000,- kita mendapatkan hasil Rp 5.400,- yang berarti kita mendapatkan untung Rp 2.400,- tiap satu bungkus cireng mentah. Tentu saja tidak hanya cireng yang dapat kita jual tetapi juga makanan kecil yang lainnya. Selain itu kita juga harus menghitungkan biaya lain yang perlu diperhitungkan seperti minyak, gas , kompor dll.
Apabila kita dapat me-manage-nya mungkin ini bisa menjadi peluang yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
0 Comments:
Post a Comment