Saat kita mendengar kata-kata resiko sering kita membayangkan bahwa itu adalah suatu akibat dari keputusan yang kita ambil dan yang tidak kita inginkan, tetapi kita tetap memperhitungkan suatu resiko sebagai hal yang penting dalam suatu proyek.
Resiko bisa juga merupakan kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau factor yang terjadi selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber,1979), atau kurangnya/lemahnya prediksi tentang struktur yang akan terjadi atau konsekuensi dari keputusan atau situasi perencanaan (Hertz &Thomas,1983)
Dalam salah satu teorinya Warran McFarlan menyatakan bahwa paling tidak ada tiga dimensi yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat resiko pelaksanaan proyek sistem informasi (Applegate et.al., 1999):
Ukuran dan Batasan Proyek, dimana semakin besar ukuran proyek akan semakin besar resiko yang harus dihadapi. Besarnya ukuran sebuah proyek tidak saja ditentukan oleh banyaknya sumber daya yang terlibat (finansial, manusia, peralatan, dsb.), namun tergantung pula lamanya proyek tersebut dilaksanakan (mulai dari tahap perencanaan sampai dengan implementasi).
Penguasaan Teknologi, dimana semakin tinggi kompetensi dan keahlian para anggota proyek terhadap teknologi yang dipergunakan dalam proyek, akan semakin kecil resiko yang harus dihadapi. Pengalaman dalam mengerjakan penugasan sejenis merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh tim pelaksana proyek. Di sisi lain, tingkat kecanggihan teknologi juga secara langsung mempengaruhi resiko proyek yang dilaksanakan. Dengan kata lain, semakin melibatkan teknologi tinggi (state-of-the-art) biasanya akan semakin meningkatkan resiko yang ada.
Struktur Proyek merupakan dimensi yang paling kritikal, yang merupakan ciri khusus proyek-proyek sistem dan teknologi informasi. Sebuah proyek sistem informasi dikatakan memiliki struktur apabila target output yang ingin dihasilkan tidak berubah sejalan dengan dinamika lingkungan dimana sistem informasi tersebut berada. Sebaliknya, sebuah proyek sistem informasi dikatakan tidak memiliki struktur apabila target output yang ingin dihasilkan sangat bergantung dengan lingkungan dimana sistem informasi tersebut berada; sedikit perubahan pada komponen lingkungan, akan mengakibatkan perubahan pada beberapa aspek pelaksanaan proyek. Tentu saja semakin terstruktur sebuah proyek, akan semakin memperkecil resiko yang dihadapi.
Untuk meraih keuntungan yang terbesar dalam suatu proyek, kita harus bisa memperkecil resiko dari proyek tersebut. Dengan cara memperhitungkan semua aspek-aspek proyek secara teliti dan detail, untuk itu diperlukan ahli untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan proyek tersebut. Kita harus memiliki dasar dan persiapan yang matang untuk suatu proyek yang dilaksanakan.
Rabu, 07 Oktober 2009
RESIKO
Diposting oleh Blue Rain di 8:33:00 PM
Label: manajemen proyek dan resiko
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment